Hari ini cerita lg tentang masa dulu, ketika beban hidup masih tak seberat sekarang, ah apalah, dunia ini memang sepertinya sudah begini sejak dulu, penuh sandiwara, lemahnya kita mudah lunak dengan tipu daya, mudah iba dgn sandiwara.
Lalu kembali bercerita, beberapa tahun lalu, sepertinya blm ada awan kelabu yg terlihat akan mengitari isi kepala, masih terang langitnya, awan awan putih masih terlihat cerah tanpa rona abu mendekati. Tetapi maya, masa tak melulu terang gemilang, ada kala hati dirundung duka menggenang, dimanja pemikiran, tak mau dibuang, jadilah lara dlm hati kian hari kiam dalam.
Aku punya seorang sahabat, ntahlah ia skrg ini sepertinya bukan lg sahabat yg aku kenal, begitu berubah sikapnya, tak lagi ramah, ntah kenapa. Atau aku yg salah menilainya sejak awal? Ah ntah. Makin dipikir makin tak ingin hati menggibahi teman sediri sekalipun dalam pikiran, rasanya muak, hanya pikiran-pikiran negatif yang bermunculan, makin benci, makin dendam. Jadi tiap waktu, tiap kali ia membuatku kesal, aku redam amarah dalam dalam, tak ingin diumbar, biarlah jadi butiran debu yg sekejap tertiup angin lalu samar terhhempas menjauh.
Hari inipun, rasanya jadi orang paling terasing, tak ada yang mau tau bagaimana kabarku, kenapa begitu pilu, kenapa berjaket tebal dihari terik. Aku mulai berfikir, apakah bila waktu dulu aku tak pernah merasai nikmatnya di perhatikan, selalu punya teman-teman yg perhatian, apa masih ada diri seperti sekarang. Atau aku juga termasuk salah satu yang ditelan pahit kehidupan? Menjadi egois pada sesama, tak mau peduli derita yg lainnya? Belakangan rasa syukur pernah menjadi bagian dari masa lalu yg bahagia sering datang, "syukur dulu saya sempat merasai nikmat, syukur sy dulu punya teman-teman yg hebat, syukur sy dulu ditempa dengan baik dan tak dipaksa hanya memikirnya individu, syukur pernah bisa mencintai dan dicintai sahabat-sahabat yg baik".
Sekalipun makin pengap, sekalipun sepertinya mungkin akan mudah untuk terjerembab, aku msh mencoba untuk tetap kuat, menjadi diri yg sebaik-baiknya, tanpa ragu menjadi diri yg apa adanya.