Jumat, 22 November 2013

Tentang Resah II

hai langit..
pernah kau tau seberapa aku rindu debaran itu..
kenapa hanya dia yg bisa mendatangkannya..
aku coba memilih hati..
siapa nanti yg ingin aku sapa lagi..

dimana wajahnya, aku tak pernah kembali menyapa..
dengan diamku, diamnya..
aku baru tau hatinya bukan untukku juga..

kesakitan biar terus saja seperti adanya..
meski hati ingin beralih pergi lari..
hati siapa yg sepi dan menarik untukku datangi..
bukan meminta untuknya berbalik..
hanya aku ingin siapa saja..
aku ingin ada lagi yg bisa aku sapa dengan maluku..
senyum bahagia tulusku..
aku ingin hadir lagi debaran yg membingungkan tiap malamku..
aku ingin tatap cinta datang lagi..

hey langit,, kadang aku lupa kalau aku bukan termasuk kastanya..
tingkatanku lebih rendah darinya..
tapi hatiku tak bisa lagi beralih darinya..
mengapa sakit tak terasakan tapi sulit disembuhkan..
seperti aku sekarang ini..
cinta diam-diamku..
debaran penuh resahku..
patah hatiku..
senyum senandung rinduku..
tak pernah kah dia tau, bahwa aku tak hanya miliki rasa..
aku ingin juga dia balik menyapa..

cinta diam-diamku masih menyimpan kenangannya sendiri..
bukan untuk aku ratapi..

aku hanya ingin, bukan dia lagi yg bisa tampakan debar itu..
tapi lain hati,
yg lebih baik dan pantas aku sandingi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar